Fungus terbawa udara cryptococcus neoformans sehingga menyebabkan Kriptokokosis, yang juga disebut torulosis dan blastomikosis eropa. Biasanya Kriptokokosis mulai muncul sebagai infeksi pulmoner simtomatik tetapi menyebar keluar dari paru-paru tidak hanya ke sistem saraf pusat (central nervous system-CNS) tetapi juga ke kulit, tulang, kelenjar prostat, hati dan ginjal. Prevalensinya paling tinggi pada pria dan jarang dialami anak-anak. Kriptokokosis juga bisa berkembang pada pasien yang mengalami gangguan imun, misalnya penderita penyakit hodgkin, sarkoidosis, leukemia, atau limfoma dan pasien yang diberi agens imunosupresif.
Sampai sekarang pasien yang mengalami infeksi HIV stadium lanjut merupakan kelompok yang sering diserang. Prognosis kriptokokosis pulmoner baik jika penanganannya sesuai. Akan tetapi infeksi CNS bisa fatal, tetapi penanganan bisa mengurangi mortalitas secara dramatis. Komplikasinya meliputi atrofi otot, ataksia, hidrosefalus, tuli, paralisis, sindrom otak kronis, dan perubahan kepribadian.
Penyebab Kriptokokosis
- Penularan melalui inhalasi C.neoformans di partikel debu yang terkontaminasi oleh tinja burung dara yang mengandung organisme tersebut.
Tanda dan Gejala Kriptokokosis
- Jika tulang terlibat : lesi oseosa menyakitkan di tulang panjang, tengkorak, tulang belakang, dan sendi
- Jika CNS terlibat secara bertahap : sakit kepala frontal dan temporal yang semakin parah, diplopia, pandangan kabur, pusing, ataksia, afasia, muntah, tinitus, perubahan memori, perilaku tidak sesuai, iritabilitas, gejala psikotik, sawan, demam, koma, dan kematian
- Jika kulit terlibat : papula fasial merah dan abses kulit lain dengan atau tanpa ulserasi
Uji Diagnostik
- Sinar-X dada rutin menunjukkan lesi pulmoner bisa menunjukkan Kriptokokosis pulmoner.
- Identifikasi C.neoformans didapat melalui kultur sputum, urin, sekresi prostatik, aspirasi atau biopsi sumsum tulang, biopsi pleural atau sediaan tinta india dan kultur cairan serebospinal (cerebrospinal fluid-CSF)
- Kultur darah hanya positip jika terjadi infeksi parah
- Kenaikan titer antigen dalam serum dan CNS merupakan hasil diagnostik dalam infeksi terdiseminasi
- Kenaikan tekanan CSF, protein dan jumlah sel darah putih juga mengindikasi infeksi CNS
- Sekitar 50% pasien menunjukkan kadar glukosa CSF agak menurun
Tindakan Penanganan
- Infeksi terdiseminasi ditangani dengan amphotericin B atau fluconazole I.V
- Pasien AIDS juga memerlukan terapi jangka panjang
- Rangkaian penanganan tunggal dan intensif diberikan sampai kultur dari tempat terinfeksi menunjukkan hasil negatif.
Info artikel menarik lain silahkan baca Penyakit Croup, sedang untuk informasi alat kedokteran & alat kesehatan silahkan kunjungi www.duniaalatkedokteran.com.
Sampai sekarang pasien yang mengalami infeksi HIV stadium lanjut merupakan kelompok yang sering diserang. Prognosis kriptokokosis pulmoner baik jika penanganannya sesuai. Akan tetapi infeksi CNS bisa fatal, tetapi penanganan bisa mengurangi mortalitas secara dramatis. Komplikasinya meliputi atrofi otot, ataksia, hidrosefalus, tuli, paralisis, sindrom otak kronis, dan perubahan kepribadian.
Penyebab Kriptokokosis
- Penularan melalui inhalasi C.neoformans di partikel debu yang terkontaminasi oleh tinja burung dara yang mengandung organisme tersebut.
Tanda dan Gejala Kriptokokosis
- Jika tulang terlibat : lesi oseosa menyakitkan di tulang panjang, tengkorak, tulang belakang, dan sendi
- Jika CNS terlibat secara bertahap : sakit kepala frontal dan temporal yang semakin parah, diplopia, pandangan kabur, pusing, ataksia, afasia, muntah, tinitus, perubahan memori, perilaku tidak sesuai, iritabilitas, gejala psikotik, sawan, demam, koma, dan kematian
- Jika kulit terlibat : papula fasial merah dan abses kulit lain dengan atau tanpa ulserasi
Uji Diagnostik
- Sinar-X dada rutin menunjukkan lesi pulmoner bisa menunjukkan Kriptokokosis pulmoner.
- Identifikasi C.neoformans didapat melalui kultur sputum, urin, sekresi prostatik, aspirasi atau biopsi sumsum tulang, biopsi pleural atau sediaan tinta india dan kultur cairan serebospinal (cerebrospinal fluid-CSF)
- Kultur darah hanya positip jika terjadi infeksi parah
- Kenaikan titer antigen dalam serum dan CNS merupakan hasil diagnostik dalam infeksi terdiseminasi
- Kenaikan tekanan CSF, protein dan jumlah sel darah putih juga mengindikasi infeksi CNS
- Sekitar 50% pasien menunjukkan kadar glukosa CSF agak menurun
Tindakan Penanganan
- Infeksi terdiseminasi ditangani dengan amphotericin B atau fluconazole I.V
- Pasien AIDS juga memerlukan terapi jangka panjang
- Rangkaian penanganan tunggal dan intensif diberikan sampai kultur dari tempat terinfeksi menunjukkan hasil negatif.
Info artikel menarik lain silahkan baca Penyakit Croup, sedang untuk informasi alat kedokteran & alat kesehatan silahkan kunjungi www.duniaalatkedokteran.com.
0 komentar on Kriptokokosis :
Post a Comment and Don't Spam!