Kardiomiopati Hipertrofik (Hyperthrophic Cardiomyopathy) merupakan penyakit primer di otot kardiak dan sebelumnya dikenal sebagai stenosis subaortik hipertrofik idiopatik yang ditandai dengan penebalan septum interventrikular secara asimetris dan tidak proporsional yang berkaitan dengan dinding ventrikel kiri yang bebas. Tingkat output kardiak bisa rendah, normal atau tinggi tergantung pada apakah stenosis obstruktif atau tidak. Beberapa pasien mungkin tetap tidak mengalami gejala (asimtomatik) selama bertahun-tahun. Kematian mendadak terutama saat berolahraga, bisa dialami pasien di awal penyakit (dialami 36% atlet yang meninggal mendadak).
Penyebab Kardiomiopati Hipertrofik (Hyperthrophic Cardiomyopathy)
- Idiopatik di hampir semua kasus
- Sifat dominan autosomal yang tidak tertaut seks
- Hipertrofi septal ventrikular dan gerakan lembar katup mitral anterior ke dalam traktus aliran keluar saat sistole, sehingga menyebabkan disfungsi ventrikular kiri (akibat rigiditas dan menurunnya pemenuhan diastolik) yang diikuti gagal pompa
Tanda dan Gejala Kardiomiopati Hipertrofik (Hyperthrophic Cardiomyopathy)
- Dispnea saat mengerahkan tenaga (90% pasien)
- Angina (75% pasien) saat beristirahat dan menjadi berlarut-larut dan tidak bisa diringankan oleh nitrat
- Aritmia
- Auskultasi : desir sistolik kasar di sepanjang batas sternal kiri dan di apeks yang meningkat saat pasien melakukan manuver valsava dan menurun saat pasien jongkok
- Gagal jantung
- Ortopnea
- Palpasi : denyut nadi periferal dengan impuls ganda yang khas (pulsus biferiens) dan jika terjadi fibrilasi atrial, denyut nadi tidak teratur dan S4 kencang
- Kematian mendadak (kemungkinan tanpa adanya tanda dan gejala sebelumnya)
- Sinkope
Uji Diagnostik
- Ekokardiografi (paling berguna) menunjukkan septum intraventrikular semakin menebal dan gerakan lembar mitral anterior yang abnormal selama sistole, sehingga memacetkan aliran keluar ventrikular kiri pada penyakit obstruktif.
- Katerisasi kardiak memperlihatkan kenaikan tekanan akhir diastolik ventrikular kiri dan bisa juga insufisiensi mitral
- Elektrokardiografi biasanya menunjukkan hipertrofi ventrikular kiri, inversi gelombang T, hemiblok anterior kiri, gelombang Q di lead prekordial dan inferior aritmia ventrikular dan bisa juga fibrilasi atrial
Tindakan Penanganan
- Perintang beta adrenergik memperlambat detak jantung dan meningkatkan pengisian ventrikular dengan merilekskan otot yang mengalami obstruksi, meringankan angina, sinkope, dispnea dan aritmia. Propranolol (inderal) merupakan pilihan obat yang tepat.
- Kardioversi, terapi antikoagulan dan perintang saluran kalsium (misalnya verapamil untuk memperbaiki disfungsi diastolik) digunakan untuk menangani fibrilasi atrial
- Miomi ventrikular (reseksi septum yang mengalami hipertrofi) saja atau dikombinasikan dengan penggantian katup mitral bisa meringankan obstruksi traktus aliran keluar dan gejala. Komplikasinya meliputi rintangan jantung menyeluruh dan kelainan septal ventrikular
- Pacu jantung bilik rangkap bisa mencegah perkembangan hipertrofi dan obstruksi
- Defibrillator yang bisa di implan berguna bagi pasien yang mengalami aritmia ventrikular ganas.
Info artikel menarik lain silahkan baca Kardiomiopati Restriktif (Restrictive Cardiomyopathy). Untuk info produk alkes lengkap silahkan kunjungi www.duniaalatkedokteran.com.
Penyebab Kardiomiopati Hipertrofik (Hyperthrophic Cardiomyopathy)
- Idiopatik di hampir semua kasus
- Sifat dominan autosomal yang tidak tertaut seks
- Hipertrofi septal ventrikular dan gerakan lembar katup mitral anterior ke dalam traktus aliran keluar saat sistole, sehingga menyebabkan disfungsi ventrikular kiri (akibat rigiditas dan menurunnya pemenuhan diastolik) yang diikuti gagal pompa
Tanda dan Gejala Kardiomiopati Hipertrofik (Hyperthrophic Cardiomyopathy)
- Dispnea saat mengerahkan tenaga (90% pasien)
- Angina (75% pasien) saat beristirahat dan menjadi berlarut-larut dan tidak bisa diringankan oleh nitrat
- Aritmia
- Auskultasi : desir sistolik kasar di sepanjang batas sternal kiri dan di apeks yang meningkat saat pasien melakukan manuver valsava dan menurun saat pasien jongkok
- Gagal jantung
- Ortopnea
- Palpasi : denyut nadi periferal dengan impuls ganda yang khas (pulsus biferiens) dan jika terjadi fibrilasi atrial, denyut nadi tidak teratur dan S4 kencang
- Kematian mendadak (kemungkinan tanpa adanya tanda dan gejala sebelumnya)
- Sinkope
Uji Diagnostik
- Ekokardiografi (paling berguna) menunjukkan septum intraventrikular semakin menebal dan gerakan lembar mitral anterior yang abnormal selama sistole, sehingga memacetkan aliran keluar ventrikular kiri pada penyakit obstruktif.
- Katerisasi kardiak memperlihatkan kenaikan tekanan akhir diastolik ventrikular kiri dan bisa juga insufisiensi mitral
- Elektrokardiografi biasanya menunjukkan hipertrofi ventrikular kiri, inversi gelombang T, hemiblok anterior kiri, gelombang Q di lead prekordial dan inferior aritmia ventrikular dan bisa juga fibrilasi atrial
Tindakan Penanganan
- Perintang beta adrenergik memperlambat detak jantung dan meningkatkan pengisian ventrikular dengan merilekskan otot yang mengalami obstruksi, meringankan angina, sinkope, dispnea dan aritmia. Propranolol (inderal) merupakan pilihan obat yang tepat.
- Kardioversi, terapi antikoagulan dan perintang saluran kalsium (misalnya verapamil untuk memperbaiki disfungsi diastolik) digunakan untuk menangani fibrilasi atrial
- Miomi ventrikular (reseksi septum yang mengalami hipertrofi) saja atau dikombinasikan dengan penggantian katup mitral bisa meringankan obstruksi traktus aliran keluar dan gejala. Komplikasinya meliputi rintangan jantung menyeluruh dan kelainan septal ventrikular
- Pacu jantung bilik rangkap bisa mencegah perkembangan hipertrofi dan obstruksi
- Defibrillator yang bisa di implan berguna bagi pasien yang mengalami aritmia ventrikular ganas.
Info artikel menarik lain silahkan baca Kardiomiopati Restriktif (Restrictive Cardiomyopathy). Untuk info produk alkes lengkap silahkan kunjungi www.duniaalatkedokteran.com.