Botulisme (Botulism)
Botulisme (Botulism) merupakan penyakit paralitik akibat eksotoksin yang diproduksi oleh basilus gram-positif dan anaerobik, yaitu clostridium botulinum. Penyakit ini muncul sebagai keracunan makanan botulisme, botulisme luka dan botulisme bayi. Mortalitas akibat botulisme adalah sekitar 5% sampai 10% dan kematian biasanya disebabkan oleh gagal respiratorik selama seminggu pertama serangan penyakit. Botulisme muncul di seluruh penjuru dunia dan lebih banyak menyerang orang dewasa daripada anak-anak.
Penyebab Botulisme (Botulism)
- Keracunan Makanan : mengkonsumsi makanan terkontaminasi yang tidak cukup matang.
- Botulisme bayi : traktus GI terkolonisasi oleh C.botulinum dari beberapa sumber yang tidak diketahui kemudian eksotoksin diproduksi di dalam usus.
- Botulisme luka : area terbuka yang terinfeksi oleh C.botulinum yang mensekresi toksin (jarang terjadi).
Tanda dan Gejala Botulisme (Botulism)
Keracunan Makanan
- Serangan dari 12 sampai 36 jam (berkisar 6 jam sampai 8 hari) setelah penderita mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi. Keparahannya bervariasi berdasarkan banyaknya toksin yang masuk dan derajat imunokompetensi pasien (serangan dalam waktu 24 jam yang menandakan penyakit kritis dan berpotensi fatal)
- Kerusakan saraf kranial simetrikal akut (ditandai dengan ptosis, diplopia dan disartria) diikuti dengan semakin melemahnya atau paralisis otot di ekstremitas atau batang tubuh dan dispnea karena paralisis otot respiratorik. Kerusakan semacam ini tidak mempengaruhi proses mental atau sensorik dan tidak berkaitan dengan demam
- Diare
- Mulut Kering
- Sakit tenggorokan
- Muntah
- Lemah
Botulisme Bayi
Biasanya menyerang bayi yang berusia 3 sampai 20 minggu; bisa menyebabkan sindrom bayi hipotonik (floppy-terkulai) yang ditandai dengan :
- Arefleksia
- Konstipasi
- Defisit saraf kranial yang meliputi ekspresi wajah lembek, ptosis dan oftalmoplegia
- Refleks gag tertekan
- Tangis sayup-sayup
- Pelemahan otot tergeneralisasi
- Hipotonia
- Ketidakmampuan menghisap
- Kontrol kepala hilang
- Penahanan respiratorik
Uji Diagnostik
- Identifikasi eksotoksin pada serum, tinja atau konten gastrik pasien atau pada makanan yang di diga menjadi penyebab bisa memastikan diagnosis.
- Elektromiogram menunjukkan menurunnya potensi tindakan otot akibat stimulus saraf supraksiimal tunggal
- Diagnosis harus menyingkirkan kondisi yang umumnya menyerupai botulisme, misal sindrom guillan-barre, miastenia gravis, stroke, keracunan makanan akibat stafilokokus, paralisis tick (sejenis kutu), intoksikasi zat kimiawi, keracunan karbonmonoksida, keracunan ikan, trikinosis, dan difteria.
Tindakan Penanganan
- Jika pasien mengalami keracunan makanan, pilihan penanganannnya adalah pemberian antitoksin botulinum yang tersedia di centers for disease control and prevention.
- Botulisme bayi membutuhkan perawatan suportif karena antitoksin maupun antibiotik tidak mempan, sedangkan imun globulin botulisme manusia masih dalam percobaan.
Informasi Seputar Alat Kedokteran & Kesehatan klik DISINI.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Untuk info bisnis masakan Jepang Okonomiyaki & Takoyaki pelajari info detailnya DISINI.