Penyakit Oklusif Arterial
Jika seseorang mengalami Penyakit Oklusif Arterial, obstruksi atau penyempitan lumen aorta dan cabang mayornya akan menyebabkan interupsi terhadap aliran darah, biasanya yang menuju kaki bagian atas maupun bawah. Penyakit oklusif arterial bisa menyerang arteri karotid, vertebral, innominasi, subklavian, mesentrik atau seliak. Umumnya oklusi (akut atau kronis) bisa menyebabkan iskemia, ulserasi kulit, dan gangren parah. Prognosisnya tergantung pada lokasi oklusi, perkembangan sirkulasi kolateral yang melawan berkurangnya aliran darah dan jika pasien menderita penyakit akut waktu antara oklusi dan penyembuhannya.
Penyebab Penyakit Oklusif Arterial
- Aterosklerosis
- Endogenosa, karena pembentukan embolus atau trombosis
- Eksogenosa, karena trauma atau fraktur
Faktor Predisposisi
- Penuaan
- Kondisi, misalnya hipertensi, hiperlipidermia, dan diabetes
- Riwayat gangguan vaskular, infarksi miokardial, atau stroke dalam keluarga
- Merokok
Tanda Dan Gejala Penyakit Oklusif Arterial
- Sangat bervariasi menurut tempat oklusi
Uji Diagnostik
- Arteriografi menunjukkan tipe (trombus atau embolus), lokasi dan derajat obstruksi dan sirkulasi kolateral. Arteriografi berguna terutama pada penderita penyakit kronis atau untuk mengevaluasi kelayakan pasien untuk menjalani bedah rekostruktif.
- Ultrasonografi doppler dan pletismografi merupakan uji non invasif yang pada penyakit akut menunjukkan berkurangnya aliran darah yang distal terhadap oklusi.
- Oftalmodinamometri membantu menentukan derajat obstruksi dalam arteri karotid internal dengan memperbandingkan tekanan arteri oftalmik dengan tekanan arteri brakial pada sisi yang diserang. lebih dari 20% perbedaan antara tekanan menunjukkan insufisiensi.
- EEG dan computed tomography (CT Scan) bisa diperlukan untuk menyingkirkan lesi otak.
Penanganan Penyakit Oklusif Arterial
- Penanganan efektif tergantung pada penyebab, lokasi dan ukuran obstruksi
- Untuk penyakit yang sedikit kronis, penanganan suportifnya adalah dengan mengurangi rokok, mengontrol hipertensi dan mengikuti program berjalan kaki
- Untuk oklusi arteri karotid, terapi antiplatelet bisa dilakukan dengan dipyridamole (persantine) dan aspirin atau clopidogrel (plavix)
- Untuk klaudikasi intermitten pada penyakit oklusif kronis, pentoxifyline (trental) bisa menambah aliran darah melalui kapiler, terutama pada pasien yang hampir tidak layak menjalani pembedahan.
- Penyakit oklusif arterial akut biasanya membutuhkan pembedahan untuk mengembalikan sirkulasi ke area yang diserang. Prosedur yang bisa dilakukan antara lain embolektomi, tromboendarterektomi, grafpetak, artrektomi graf bypass.
- Terapi trombolitik dengan urokinase (abbokinase), streptokinase (streptase), atau alteplase (activase) bisa diberikan.
- Angioplasti balon akan menekan obstruksi
- Angioplasti laser bisa dilakukan (eksisi dan laser berujung panas akan menguapkan obstruksi)
- Penempatan stent akan mencegah oklusi kembali
- Semua penanganan diatas bisa dilakukan bersamaan
- Simpatektomi bisa dipertimbangkan sebagai tambahan pembedahan, tergantung pada kondisi sistem saraf simpatetik
- Amputasi bisa diperlukan jika pembedahan gagal atau terjadi perkembangan gangren, infeksi persisten atau nyeri yang susah diatasi.
- Heparin bisa diberikan untuk mencegah pembentukan embolus (untuk oklusi embolus).
- Reseksi usus dilakukan setelah pengembalian aliran darah (untuk oklusi arteri mesenterik).
Informasi Seputar Alat Kedokteran & Kesehatan klik DISINI.
0 komentar on Oklusif Arterial (Arterial Oclusive) :
Post a Comment and Don't Spam!